Apa Itu Grounding dan Bagaimana Cara Menerapkannya di Rumah?
Di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, sering kali kita merasa seperti terlepas dari pijakan. Pikiran terus melayang ke masa lalu atau masa depan, tubuh terasa lelah, dan emosi jadi tak menentu.
Dalam kondisi seperti ini, banyak orang mulai mencari cara untuk kembali “terhubung” — dengan diri sendiri, dengan lingkungan, dan dengan momen saat ini. Salah satu praktik sederhana namun sangat efektif yang mulai banyak diperbincangkan adalah grounding.
Namun, sebenarnya apa itu grounding? Mengapa praktik ini dianggap mampu membawa ketenangan dalam keseharian?
Mengenal Konsep Grounding
Kaki seseorang di atas rumput/Sumber: Canva
Grounding adalah proses untuk mengembalikan kesadaran kita ke saat ini—membantu tubuh dan pikiran agar tetap “membumi”.
Istilah ini sering digunakan dalam dunia psikologi, terapi, dan mindfulness, terutama saat seseorang merasa kewalahan, cemas, atau tidak fokus. Grounding bertujuan untuk membantu seseorang merasa lebih stabil, tenang, dan terhubung dengan realitas.
Secara praktis, grounding bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari menyentuh benda fisik di sekitar, merasakan napas, hingga berjalan tanpa alas kaki di alam terbuka. Intinya, grounding membantu kita keluar dari “kepala” dan masuk kembali ke dalam tubuh serta lingkungan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tidak sadar bahwa kita sudah mempraktikkan grounding dalam bentuk-bentuk sederhana. Contohnya:
-
Saat kamu menarik napas panjang di tengah kesibukan
-
Ketika kamu menyentuh secangkir kopi hangat dan memperhatikan aromanya
-
Saat kamu berjalan tanpa alas kaki di rumput dan merasakan teksturnya
Aktivitas-aktivitas ini sebenarnya adalah bentuk alami dari grounding, di mana tubuh dan pikiran berusaha kembali ke pusatnya, keluar dari pusaran pikiran yang membingungkan.
Asal-Usul dan Makna Grounding
Konsep grounding telah dikenal sejak lama, meskipun istilahnya baru populer dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam dunia psikologi, grounding mulai diperkenalkan sebagai bagian dari terapi untuk mengatasi gangguan seperti PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), kecemasan berat, dan serangan panik.
Namun, bila kita menengok lebih jauh ke belakang, praktik grounding sudah menjadi bagian dari banyak tradisi spiritual dan budaya leluhur di seluruh dunia. Misalnya:
-
Tradisi Timur seperti meditasi Zen di Jepang atau teknik pernapasan dalam yoga India mengajarkan pentingnya “hadir di saat ini”.
-
Budaya pribumi di berbagai belahan dunia, seperti masyarakat Aborigin atau suku-suku di Amerika, mempercayai bahwa manusia perlu menjaga hubungan spiritual dengan bumi melalui sentuhan langsung dengan alam.
Baru pada awal tahun 2000-an, muncul istilah earthing, yang merujuk pada grounding secara fisik—yakni menyentuh tanah, rumput, atau air alami untuk menyeimbangkan energi tubuh.
Manfaat Grounding untuk Kesehatan Mental
Berikut manfaat grounding yang telah dibuktikan secara ilmiah:
1. Mengurangi Stres dan Kecemasan
Grounding dapat membantu menurunkan kecemasan dengan cara mengalihkan fokus dari pikiran negatif ke pengalaman sensorik yang nyata.
Berdasarkan jurnal yang diterbitkan di Journal of Environmental and Public Health, praktik grounding seperti berjalan tanpa alas kaki di tanah dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol) secara signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan grounding memiliki efek menenangkan pada sistem saraf otonom, yang bertanggung jawab atas respons “fight or flight”.
2. Meningkatkan Kesadaran Diri (Self-Awareness)
Seorang perempuan di depan cermin dengan tulisan “Who Am I?”/Sumber: Canva
Grounding memperkuat hubungan antara tubuh dan pikiran, yang berkontribusi pada peningkatan kesadaran diri. Dilansir dari Mental Health & Human Resilience International Journal, grounding membantu individu mengenali emosi dan reaksi tubuhnya dengan lebih baik.
Praktik ini juga terbukti meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengelola diri ketika menghadapi situasi emosional yang kompleks.
3. Mengatur Respons Emosional
Grounding menciptakan ruang jeda antara stimulus dan respons, yang penting dalam regulasi emosi.
Menurut review dalam jurnal yang sama seperti poin sebelumnya, teknik grounding dapat meredakan lonjakan emosi, menenangkan sistem saraf, dan membantu individu merasa lebih terkendali dalam menghadapi tekanan emosional.
4. Membantu Mengatasi Gejala Trauma (PTSD)
Grounding sering digunakan dalam terapi trauma seperti EMDR atau CBT.
Berdasarkan review dalam Frontiers in Psychology, grounding membantu penderita PTSD untuk tetap berada di momen sekarang dan mengurangi disosiasi atau kilas balik traumatis. Penelitian ini menyoroti efektivitas grounding sebagai teknik tambahan dalam pengelolaan gangguan stres pascatrauma.
5. Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi
Grounding membantu otak tetap fokus pada satu hal, mengurangi pikiran mengembara.
Menurut studi dalam Cognitive Therapy and Research, teknik grounding yang dikombinasikan dengan perhatian penuh (mindfulness) terbukti meningkatkan aktivitas bagian otak yang berperan dalam pemrosesan informasi dan kontrol perhatian.
Baca selengkapnya tentang Reed Diffuser di Ruang Kerja: Tingkatkan Produktivitas dengan Aroma "A Room Full of Ideas"
6. Membantu Tidur Lebih Nyenyak
Seorang perempuan sedang tidur/Sumber: Canva
Kualitas tidur berkaitan erat dengan tingkat kecemasan dan ketegangan.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Alternative and Complementary Medicine menunjukkan, individu yang melakukan grounding (dengan menggunakan alas khusus yang mengalirkan elektron dari tanah) mengalami peningkatan kualitas tidur dan pengurangan rasa kantuk di siang hari.
Hal ini dikaitkan dengan pemulihan ritme sirkadian tubuh secara alami.
Baca juga: Aroma Reed Diffuser untuk Tidur Lebih Nyenyak dan Berkualitas
Teknik Grounding yang Bisa Dilakukan di Rumah
Salah satu keunggulan grounding adalah fleksibilitasnya—bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun, bahkan di rumah.
Teknik-teknik ini sederhana, tidak membutuhkan alat khusus, dan bisa disesuaikan dengan preferensi atau kebutuhan emosionalmu.
1. Teknik 5-4-3-2-1
Teknik ini adalah salah satu teknik grounding paling populer dan mudah diterapkan. Caranya, kamu cukup menyebutkan:
-
5 hal yang bisa kamu lihat
-
4 hal yang bisa kamu sentuh
-
3 hal yang bisa kamu dengar
-
2 hal yang bisa kamu cium
-
1 hal yang bisa kamu rasakan
Teknik di atas membantu menarik perhatianmu dari pikiran yang melayang ke indra tubuh. Sangat cocok dilakukan saat merasa cemas atau kehilangan fokus.
2. Berjalan Tanpa Alas Kaki di Halaman (Earthing)
Seseorang sedang berjalan di tanah tanpa alas kaki/Sumber: Canva
Berjalan tanpa alas kaki di atas rumput, tanah, atau pasir—yang dikenal sebagai earthing—merupakan salah satu bentuk grounding paling alami dan mudah dilakukan. Aktivitas ini dipercaya mampu menstabilkan muatan listrik dalam tubuh, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap sistem saraf dan keseimbangan emosional.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental and Public Health, kontak langsung antara tubuh dengan permukaan bumi berpotensi menurunkan peradangan, menormalkan ritme kortisol harian (hormon stres), meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi stres kronis.
3. Tarik Napas Dalam dan Terarah
Ambil waktu untuk duduk tenang dan tarik napas dalam-dalam selama beberapa menit. Fokus pada sensasi udara yang masuk dan keluar dari hidungmu. Jika pikiran mulai mengembara, kembalikan perhatian ke napas.
Kombinasikan dengan pengulangan kalimat afirmatif seperti: “Aku aman di sini. Aku hadir saat ini.” Latihan ini bisa menjadi semacam reset harian untuk mental yang lelah.
4. Fokus pada Tekstur dan Suara di Sekitarmu
Seseorang sedang berpose dengan tangan melingkar di depan mata/Sumber: Canva
Ambil benda terdekat—bisa bantal, gelas, atau tanaman hias. Rasakan permukaannya, perhatikan detailnya. Lalu, coba dengarkan suara di sekitarmu: detik jam, suara kipas angin, atau suara dari luar jendela.
Aktivitas ini melatih pikiran untuk kembali ke “sini dan sekarang”, bukan tenggelam dalam pikiran yang berkecamuk.
5. Tulis Apa yang Kamu Rasakan (Journaling)
Ambil buku catatan dan tuliskan dengan jujur apa yang sedang kamu rasakan, pikirkan, dan alami saat ini. Menuliskan isi hati secara langsung adalah bentuk grounding kognitif yang kuat—ia membantumu menyusun ulang pikiran dan mengenali perasaan dengan lebih jernih.
Menciptakan Lingkungan Rumah yang Mendukung Grounding
Rumah—sebagai ruang paling personal—bisa menjadi tempat grounding terbaik jika ditata dengan elemen yang mendukung ketenangan, kesadaran, dan kenyamanan.
Berikut beberapa cara menciptakan suasana rumah yang mendukung proses grounding:
1. Pilih Sudut yang Tenang dan Bebas Gangguan
Ciptakan satu area kecil di rumah sebagai “ruang pulang” ke diri sendiri. Tidak perlu luas, yang penting tenang dan tidak banyak distraksi. Bisa berupa sudut kamar, dekat jendela, atau bahkan balkon kecil yang menghadap tanaman.
2. Gunakan Elemen Alami
Tanaman hias, batu alam, karpet rotan, atau kayu bisa membawa nuansa alami yang menenangkan. Elemen-elemen ini membantu kita merasa lebih terhubung dengan alam, yang merupakan inti dari praktik grounding itu sendiri.
3. Perhatikan Pencahayaan
Lampu tidur/Sumber: Canva
Pencahayaan lembut dan hangat bisa membantu tubuh dan pikiran lebih rileks. Hindari cahaya putih terang saat ingin melakukan grounding, terutama di malam hari. Gunakan lampu meja atau lilin aromaterapi untuk suasana yang lebih damai.
4. Rapikan Ruang yang Berantakan
Ruang yang terlalu penuh atau berantakan tanpa kita sadari bisa memicu stres. Menata ruang dengan lebih simpel, rapi, dan bersih membantu sistem saraf merasa lebih tenang dan tidak terpicu secara visual. Less is truly more—terutama saat kamu ingin melakukan grounding.
5. Hadirkan Aroma yang Mendukung Relaksasi
Indra penciuman memiliki pengaruh besar terhadap suasana hati. Aroma tertentu bisa menenangkan sistem saraf, membangkitkan rasa aman, atau bahkan membawa kenangan menyenangkan yang membuat hati lebih stabil.
Salah satu cara sederhana menghadirkan aroma menenangkan di rumah adalah dengan menggunakan reed diffuser.
Reed diffuser dari Home of Humans varian A Much Better of Living Room/Sumber: Canva
Tanpa api atau listrik, reed diffuser menghadirkan aroma lembut yang menyebar perlahan ke seluruh ruangan. Produk seperti reed diffuser dari Home of Humans dirancang khusus untuk menghadirkan suasana rumah yang lebih grounding-friendly. Aromanya natural, tidak menyengat, dan dipilih dengan cermat untuk menstimulasi ketenangan dan kehadiran penuh.
Bayangkan kamu duduk di sudut favorit rumahmu, dikelilingi tanaman, dengan aroma lembut dari reed diffuser yang perlahan memenuhi udara. Tubuh tenang, pikiran hadir, dan kamu merasa “pulang”.
Saatnya Hadir Sepenuhnya untuk Diri Sendiri
Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup yang terus bergerak cepat, sering kali kita lupa untuk berhenti sejenak dan benar-benar hadir. Padahal, ketenangan, kejernihan pikiran, dan keseimbangan emosional adalah hal-hal yang justru dibutuhkan agar kita bisa menjalani hari dengan lebih ringan dan sadar.
Grounding adalah salah satu cara paling sederhana namun bermakna untuk kembali terhubung dengan diri sendiri. Kabar baiknya, kamu bisa memulai dari hal-hal kecil: memilih sudut rumah yang nyaman, menyentuh permukaan benda di sekitarmu, atau sekadar menikmati aroma yang menenangkan di udara.
Home of Humans menghadirkan reed diffuser yang dirancang bukan hanya sebagai pewangi ruangan, tetapi sebagai pengalaman sensorik untuk mendukung kehadiran penuh dan ketenangan di rumahmu. Tanpa kesan berlebihan, hanya keharuman lembut yang menenangkan pikiran dan tubuh—seperti pelukan halus dari ruang yang kamu ciptakan sendiri.
Mulailah dari napas. Lanjutkan dengan aroma. Hadirlah untuk dirimu sendiri sepenuhnya.