Kenapa Parfum yang Sama Aromanya bisa Berbeda di Tiap Orang? Ini Penjelasannya!

Pernahkah kamu mencium parfum seseorang yang aromanya begitu memikat, lalu tanpa ragu membelinya karena ingin mendapatkan kesan yang sama?

 

Namun, saat kamu memakainya sendiri, justru terasa berbeda—entah lebih kuat, lebih lembut, atau bahkan berubah total. Hal ini bukan ilusi, melainkan fenomena yang nyata dan umum terjadi di dunia parfum.

 

Lalu mengapa parfum yang sama aromanya bisa berbeda di tiap orang? Jawabannya ternyata berkaitan erat dengan berbagai faktor biologis dan lingkungan yang memengaruhi cara parfum berinteraksi dengan tubuh kita.

 

Dalam artikel ini, kita akan membahas alasan di balik perbedaan aroma tersebut dan bagaimana kamu bisa memilih parfum yang benar-benar cocok dengan karakter unikmu!

Faktor Biologis yang Memengaruhi Aroma Parfum

Salah satu alasan utama kenapa parfum yang sama aromanya bisa berbeda di tiap orang adalah karena faktor biologis.

 

Tubuh manusia itu unik, dan setiap individu punya komposisi kimia alami yang berbeda-beda. Nah, komposisi inilah yang berperan besar dalam menentukan bagaimana parfum akan "berkembang" di kulit seseorang.

 

Berikut beberapa faktor biologis utama yang perlu kamu ketahui:

 

  • pH Kulit

gambar pH paper test/Sumber: Canva
gambar pH paper test/Sumber: Canva

 

pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan kulit. Setiap orang memiliki tingkat pH berbeda, tergantung pada genetika, gaya hidup, serta produk perawatan yang digunakan.

 

Ketika parfum bersentuhan dengan kulit, senyawa aromatik di dalamnya bisa bereaksi dengan pH tubuh, sehingga menciptakan aroma yang sedikit—atau bahkan sangat—berbeda. Misalnya, pada kulit yang lebih asam, parfum bisa tercium lebih tajam, sementara di kulit yang cenderung basa, aromanya bisa jadi lebih lembut.

 

  • Tingkat Kelembapan dan Jenis Kulit

Kulit yang berminyak cenderung mempertahankan aroma parfum lebih lama dibandingkan kulit kering.

 

Minyak alami di kulit membantu “mengunci” aroma dan membuatnya menyebar secara perlahan. Sebaliknya, pada kulit yang kering, parfum bisa cepat menguap dan kehilangan intensitas aromanya. Inilah kenapa satu jenis parfum bisa bertahan seharian di satu orang, tapi hanya beberapa jam di orang lain.

 

  • Suhu Tubuh

Gambar termometer/Sumber: Canva
Gambar termometer/Sumber: Canva

 

Suhu tubuh juga memainkan peran penting.

 

Orang dengan suhu tubuh lebih tinggi cenderung membuat parfum lebih cepat menguap, sehingga top notes (aroma awal saat parfum disemprotkan) akan lebih cepat hilang dan aroma masuk ke fase middle atau base notes. Ini bisa memengaruhi persepsi aroma secara keseluruhan.

 

  • Aroma Alami Tubuh (Body Odor)

Setiap orang memiliki aroma tubuh alami yang unik—kombinasi dari genetik, pola makan, gaya hidup, dan bahkan tingkat stres.

 

Parfum tidak berdiri sendiri; ia “berkolaborasi” dengan aroma tubuhmu untuk menciptakan wangi akhir. Jadi, wajar kalau satu parfum bisa tercium elegan di seseorang, tapi terasa berbeda saat digunakan orang lain.

Faktor Lingkungan yang Juga Berpengaruh

Selain faktor biologis, lingkungan tempat kamu berada juga berperan besar dalam menentukan bagaimana aroma parfum berkembang di kulit. Bahkan jika kamu memakai parfum yang sama, hasilnya bisa berbeda tergantung pada cuaca, kelembapan udara, hingga aktivitas harianmu.

 

  • Cuaca dan Iklim

Seseorang sedang memegang tablet yang memberikan informasi perkiraan cuaca/Sumber: Canva
Seseorang sedang memegang tablet yang memberikan informasi perkiraan cuaca/Sumber: Canva

 

Suhu dan kelembapan udara sangat memengaruhi performa parfum. Di daerah tropis seperti Indonesia yang panas dan lembap, parfum bisa menguap lebih cepat dan aromanya akan lebih mudah menyebar.

 

Namun, kondisi ini juga bisa membuat aroma cepat "lari" dan tidak bertahan lama, terutama jika jenis parfumnya tidak punya komposisi base note yang kuat. Sementara di cuaca dingin, parfum cenderung lebih lambat menguap, sehingga aroma bisa terasa lebih stabil dan lembut.

 

  • Aktivitas Harian

Aktivitas fisik seperti olahraga, berjalan kaki, atau sekadar berada di luar ruangan juga memengaruhi bagaimana parfum bekerja di kulitmu.

 

Semakin aktif kamu bergerak, semakin tinggi suhu tubuhmu, dan semakin cepat pula parfum tersebar. Namun, keringat yang keluar juga bisa memengaruhi interaksi antara parfum dan kulit—terutama jika kamu banyak beraktivitas di luar ruangan.

 

  • Polusi dan Lingkungan Sekitar

Aroma di lingkungan tempat kamu berada—seperti asap kendaraan, bau makanan, atau bahkan aroma dari produk lain seperti lotion dan deodoran—bisa “bertabrakan” dengan parfum yang kamu pakai. Ini bisa mengubah karakter asli parfum atau malah menutupi sebagian nuansa aromanya.

 

Maka dari itu, penting memilih parfum yang cukup kuat namun tetap seimbang agar tidak “kalah” dengan aroma sekitar.

Karakteristik Parfum yang Membuatnya Berbeda di Tiap Orang

Beberapa botol dengan berbagai aroma parfum berbeda/Sumber: Canva
Beberapa botol dengan berbagai aroma parfum yang berbeda/Sumber: Canva

 

Selain faktor biologis dan lingkungan, sifat dan komposisi dari parfum itu sendiri juga turut menentukan kenapa parfum yang sama aromanya bisa berbeda di tiap orang.

 

Setiap parfum memiliki struktur aroma yang kompleks dan berevolusi seiring waktu. Perubahan inilah yang menjadikan pengalaman menggunakan parfum terasa sangat personal—karena tubuh kita memengaruhi bagaimana aroma tersebut “dibaca” oleh indera penciuman.

1. Struktur Tiga Lapisan: Top, Middle, dan Base Notes

Parfum umumnya disusun dalam tiga lapisan aroma:

 

  • Top notes adalah aroma pertama yang tercium saat parfum disemprotkan. Ringan dan menyegarkan, tapi cepat menguap.

  • Middle notes (atau heart notes) muncul setelah top notes memudar. Di sinilah karakter utama parfum mulai terbentuk.

  • Base notes adalah aroma yang muncul paling akhir dan bertahan paling lama di kulit.

 

Dikarenakan masing-masing lapisan ini bereaksi secara bertahap terhadap kulit dan suhu tubuh, urutan dan intensitas aromanya bisa bervariasi pada setiap individu. Di satu orang, base note mungkin lebih dominan; di orang lain, justru middle note yang lebih menonjol.

 

Baca juga: Panduan Memilih Kombinasi Notes Parfum untuk Aroma yang Sempurna

2. Konsentrasi dan Jenis Parfum

Tiap jenis parfum punya tingkat konsentrasi essential oil yang berbeda:

 

  • Eau de Cologne (EDC): ringan dan cepat menguap

  • Eau de Toilette (EDT): lebih tahan lama, cocok untuk penggunaan harian

  • Eau de Parfum (EDP): lebih pekat, tahan lama, dan aromanya lebih kompleks

  • Perfume/Parfum Extract: paling tinggi konsentrasinya, tahan hingga seharian

Parfum dengan konsentrasi tinggi cenderung lebih tahan lama dan memiliki transisi aroma yang lebih jelas. Namun tetap saja, bagaimana aroma itu berkembang akan sangat dipengaruhi oleh kondisi kulit pemakainya.

 

Baca selengkapnya: Jenis-Jenis Parfum Berdasarkan Konsentrasi: Pilih Parfum yang Tepat untuk Kamu!

3. Komposisi Bahan Baku

Parfum bisa terbuat dari bahan alami seperti bunga, kayu, dan rempah, atau dari bahan sintetis yang dirancang untuk meniru aroma tertentu. Kulit manusia bereaksi berbeda terhadap setiap jenis bahan.

 

Misalnya, aroma musk bisa terasa “sensual” di satu orang, tapi terlalu kuat di orang lain. Sementara aroma citrus bisa terasa segar di sebagian besar orang, tapi jadi cepat pudar pada kamu yang memiliki kulit kering.

Jadi, Bagaimana Memilih Parfum yang Cocok?

Setelah memahami berbagai alasan kenapa parfum yang sama aromanya bisa berbeda di tiap orang, kamu mungkin bertanya-tanya: lalu, bagaimana cara menemukan parfum yang benar-benar cocok untuk diri sendiri?

 

Jawabannya bukan sekadar memilih aroma yang sedang tren atau populer di media sosial, tapi menemukan parfum yang bisa menyatu secara harmonis dengan karakter kulit dan kepribadianmu.

1. Coba Langsung di Kulitmu

Seorang perempuan sedang menyemprotkan parfum di lehernya/Sumber: Canva
Seorang perempuan sedang menyemprotkan parfum di lehernya/Sumber: Canva

 

Ini langkah paling penting. Jangan hanya mencium dari botol atau kertas tester—aroma yang kamu cium belum tentu sama dengan hasil akhirnya saat dipakai di kulit. Semprotkan langsung ke area nadi seperti pergelangan tangan, dan tunggu minimal 15–30 menit.

 

Biarkan parfum berkembang dan menyatu dengan kulitmu, baru kamu bisa menilai apakah aromanya cocok atau tidak.

2. Pahami Karakter Kulitmu

Kulitmu cenderung kering, normal, atau berminyak? Ini berpengaruh pada seberapa lama parfum bisa bertahan.

 

Jika kulitmu cenderung kering, kamu bisa memilih parfum dengan konsentrasi yang lebih tinggi (seperti Eau de Parfum), atau menggunakan pelembap tanpa aroma sebelum menyemprot parfum untuk membantu mempertahankan wanginya.

3. Perhatikan Waktu dan Kebutuhan

Kapan dan untuk apa parfum itu akan digunakan? Parfum dengan aroma segar seperti citrus atau aquatic cocok untuk aktivitas pagi hingga siang, sementara aroma woody, amber, atau gourmand lebih pas untuk malam hari atau acara formal. Pilih parfum yang sesuai dengan suasana dan kebutuhanmu, agar terasa tepat dan tidak berlebihan.

4. Jangan Terburu-buru Membeli

Terkadang, aroma parfum terasa menarik saat awal disemprot, tapi bisa berubah drastis setelah beberapa jam. Itulah pentingnya mencoba dulu sebelum membeli—jika memungkinkan, ambil tester dan pakai selama seharian. Rasakan sendiri bagaimana aroma itu berubah dan apakah kamu tetap menyukainya dari awal hingga akhir.

5. Dengarkan Instingmu

Seorang pria sedang menyemprotkan parfum di lehernya/Sumber: Canva
Seorang pria sedang menyemprotkan parfum di lehernya/Sumber: Canva

 

Parfum adalah soal rasa dan kepercayaan diri. Jika kamu merasa nyaman, percaya diri, dan senang dengan aroma yang kamu pakai—meskipun bukan pilihan mainstream—maka itulah parfum yang cocok untukmu.

 

Tak perlu terlalu terpaku pada pendapat orang lain, karena aroma terbaik adalah yang membuatmu merasa jadi versi terbaik dari dirimu sendiri.

Rayakan Uniknya Aromamu Sendiri

Setiap individu punya keunikan biologis dan life style yang membentuk bagaimana parfum bekerja di tubuhnya. Itulah kenapa parfum yang sama aromanya bisa berbeda di tiap orang bukan sekadar mitos, melainkan fakta yang didukung oleh ilmu dan pengalaman nyata.

 

Parfum HMNS varian Unrosed
Parfum HMNS varian Unrosed

 

Mulai dari pH kulit, suhu tubuh, sampai komposisi parfum—semuanya berperan dalam menciptakan aroma akhir yang begitu personal.

 

Jika kamu sedang mencari parfum yang mampu menyatu dengan karakter unikmu, koleksi dari HMNS bisa jadi titik awal yang menarik. Dengan beragam varian dan karakter aroma, HMNS mengajakmu untuk merayakan keunikan dan menemukan signature scent yang sesuai kepribadianmu.